Pohon Penyerap Karbondioksida

~ Daftar Pohon Penyerap Karbondioksida ~

Berikut merupakan daftar tanaman yang mempunyai daya serap karbondioksida yang tinggi berdasarkan hasil riset Endes N. Dahlan. 
(No, nama pohon, nama latin, daya serap).

Trembesi, Samanea saman, 28.488,39 kg/tahun 
Trembesi, suar, kihujan, baujan, kayu-ambon atau munggur adalah pohon yang besar dan tumbuh cepat, mahkota daun menyerupai payung dan lebar, banyak ditanam karena memberi naungan, kayunya tidak terlalu awet, daunnya digunakan sebagai pakan ternak, buahnya berupa polong yang tebal dan berdaging. 
Nama ilmiah: Samanea saman
Klasifikasi lebih tinggi: Samanea
Famili: Fabaceae
Tingkatan takson: Spesies
Spesies: Samanea saman; Merr., 1916
Ordo: Fabales
Sumber : Wikipedia

Cassia, Cassia sp, 5.295,47 kg/tahun

Tengguli trengguli atau kayu raja (Cassia fistula) adalah tumbuhan di dalam keluarga Fabacae, anak suku Caesalpinioidea. Berbunga kuning cerah dan indah, tengguli banyak ditanam sebagai pohon hias dan juga tanaman obat tradisional. Tanaman ini tumbuh secara alami di Asia Selatan dan Asia Tenggara, tetapi kini menyebar luas ke pelbagai negeri tropis. Bunganya merupakan bunga nasional Thailand.

Pelat botani menurut Blanco

Pohon yang menggugurkan daun, tinggi 10 hingga 20 m dengan batang bebas cabang sekitar 5 m. Tajuk melebar menyebar. Pepagan berwarna abu-abu pucat dan halus ketika muda, menjadi cokelat gelap dan kasar ketika menua.

Daun-daun tersusun berseling, majemuk menyirip genap, panjang 30-40 cm. Anak daun 3-8 pasang, bundar telur memanjang, berambut pendek, sisi bawahnya hijau biru 6–20 cm × 3,5–9 cm. Perbungaan berupa tandan terminal yang menggantung, 15–40 cm panjangnya, berbunga banyak, tidak rapat. Bunga-bunga berbau enak; kelopaknya berbagi-5 dalam; mahkota 2-3,5 cm panjangnya, kuning cerah. Tiga tangkai sari yang terbawah berbentuk-S, lebih panjang daripada yang lainnya.

Buah polong bulat torak, 20–45 cm × 1,5 cm, menggantung, hitam dan tidak memecah ketika tua, dalamnya terbagi oleh sekat-sekat menjadi ruang-ruang berbiji-1[4]Biji pipih kecokelatan, terletak melintang dalam ruang, 25-100 butir per polong, di antarai oleh sekat dan sejenis daging buah yang lengket berwarna cokelat kehitaman[4][5].

Kenanga, Canangium odoratum, 756,59 kg/tahun

Kenanga adalah nama bagi sejenis bunga dan pohon yang menghasilkannya. Ada 2 kelompok utama kenanga yang dibudidayakan yaitu kelompok Cananga dan Ylang-ylang. Cananga memiliki cabang tegak lurus terhadap batang sedangkan Ylang-ylang memiliki cabang yang terkulai dan daun lebih kecil.
Nama ilmiah: Cananga odorata
Klasifikasi lebih tinggi: Cananga
Famili: Annonaceae
Spesies: Cananga odorata; Hook.f. dan Thomson
Tingkatan takson: Spesies

Pingku, Dyxoxylum excelsum, 720,49 kg/tahun

Majegau (Majegau): 

Majegau merupakan jenis tumbuhan, lebih tepatnya pohon, yang telah ditetapkan sebagai tumbuhan identitas Provinsi Bali. Tapi apakah semua orang Bali mengenal pohon majegau ini seperti apa rupanya? Tumbuhan ini dahulu memang banyak terdapat di kawasan hutan di Pulau Bali. Tapi sekarang, populasi pohon majegau di Bali mugkin sudah kalah dengan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bali dalam sehari. Karena itu, tidak mengherankan bila menemukan pohon ini bukanlah mudah, di kawasan hutan habitat aslinya sekalipun. Jangan menemukan tumbuhannya, menemukan informasi mengenai tumbuhan ini juga ternyata tidak semudah menemukan informasi mengenai berbagai tumbuhan lainnya. Meskipun telah ditetapkan sebagai tumbuhan identitas Provinsi Bali, website resmi Pemerintah Provinsi Bali juga tidak menyediakan informasi mengenai tumbuhan majegau ini.

Majegau merupakan tumbuhan dari famili Meliaceae yang tersebar dari bagian selatan Cina, Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaysia, Sumatra, Java, Bali dan Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Sulawesi, dan Filipina. Nama ilmiah majegau adalah Dysoxylum densiflorum (Blume) Miq. (periksa nama ilmiah dan sinonim di GBIF Data Portal dan The Plant List). Di Kalimantan dinamakan humbi, jolurut, langsat-langsat, mengkuang, atau segera. Di daerah lainnya disebut apinango, maranginan, pingku (Sunda), cempaga, cepaga, kraminan (jawa), majegau (Bali), ampeuluh, kheuruh (Madura), tumbawa rendai, tumbawa rintek (Minahasa).

Beringin, Ficus benyamina, 535,90 kg/tahun
Beringin, yang disebut juga waringin atau ara, dikenal sebagai tumbuhan pekarangan dan tumbuhan hias pot. Pemulia telah mengembangkan beringin berdaun loreng yang populer sebagai tanaman hias ruangan. Beringin juga sering digunakan sebagai objek bonsai. Beringin sangat akrab dengan budaya asli Indonesia. 
Nama ilmiah: Ficus benjamina
Spesies: F. benjamina
Klasifikasi lebih tinggi: Ara
Divisi: Magnoliophyta
Kerajaan: Plantae
Famili: Moraceae

Krey payung, Fellicium decipiens, 404,83 kg/tahun
Kerai payung atau ki sabun adalah spesies tanaman dalam suku lerak-lerakan. Tumbuhan ini berasal dari Asia tropis dan Afrika, yaitu: Ethiopia, Kenya, Tanzania, Malawi, Mozambique, Zimbabwe, India, dan Srilanka. Saat ini kerai payung telah tersebar di berbagai daerah, terutama daerah tropis termasuk di Indonesia.
Marga: Filicium
Spesies: F. decipiens
Tingkatan takson: Spesies
Ordo: Sapindales
Famili: Sapindaceae
Kerajaan: Plantae

Matoa, Pometia pinnata, 329,76 kg/tahun
Matoa adalah tanaman buah khas Papua. Pohon matoa tergolong besar dengan tinggi rata-rata 18 meter dan berdiameter rata-rata maksimum 100 cm. Pohon matoa umumnya berbuah sekali dalam setahun. Biasanya, pohon ini berbunga pada bulan Juli sampai Oktober dan berbuah tiga atau empat bulan kemudian. Wikipedia
Nama ilmiah: Pometia pinnata
Spesies: P. pinnata
Divisi: Magnoliophyta
Ordo: Sapindales
Klasifikasi lebih tinggi: Pometia
Kerajaan: Plantae

Mahoni, Swettiana mahagoni, 295,73 kg/tahun

Mahoni adalah anggota suku Meliaceae yang mencakup 50 genera dan 550 spesies tanaman kayu.

Mahoni termasuk pohon besar dengan tinggi pohon mencapai 35–40 m dan diameter mencapai 125 cm.[2] Batang lurus berbentuk silindris dan tidak berbanir.[2] Kulit luar berwarna cokelat kehitaman, beralur dangkal seperti sisik, sedangkan kulit batang berwarna abu-abu dan halus ketika masih muda, berubah menjadi cokelat tua, beralur dan mengelupas setelah tua.Mahoni baru berbunga setelah berumur 7 tahun, mahkota bunganya silindris, kuning kecoklatan, benang sari melekat pada mahkota, kepala sari putihkuning kecoklatan. Buahnya buah kotak, bulat telur, berlekuk lima, warnanya cokelat. Biji pipih, warnanya hitam atau cokelat. Mahoni dapat ditemukan tumbuh liar di hutan jati dan tempat-tempat lain yang dekat dengan pantai, atau ditanam di tepi jalan sebagai pohon pelindung.[5] Tanaman yang asalnya dari Hindia Barat ini, dapat tumbuh subur bila tumbuh di pasir payau dekat dengan pantai.

Buah mahoni untuk pengobatan

Pohon mahoni bisa mengurangi polusi udara sekitar 47% - 69% sehingga disebut sebagai pohon pelindung sekaligus filter udara dan daerah tangkapan air. Daun-daunnya bertugas menyerap polutan-polutan di sekitarnya. Sebaliknya, dedaunan itu akan melepaskan oksigen (O2) yang membuat udara di sekitarnya menjadi segar. Ketika hujan turun, tanah dan akar-akar pepohonan itu akan mengikat air yang jatuh, sehingga menjadi cadangan air. Buah mahoni mengandung flavonoid dan saponin. Buahnya dilaporkan dapat melancarkan peredaran darah sehingga para penderita penyakit yang menyebabkan tersumbatnya aliran darah disarankan memakai buah ini sebagai obat, mengurangi kolesterol, penimbunan lemak pada saluran darah, mengurangi rasa sakit, pendarahan, diabetes dan lebam, serta bertindak sebagai antioksidan untuk menyingkirkan radikal bebas[8], mencegah penyakit sampar, mengurangi lemak di badan, membantu meningkatkan sistem kekebalan, mencegah pembekuan darah, serta menguatkan fungsi hati dan memperlambat proses pembekuan darah

Mahoni sebagai peneduh jalan.

Sifat Mahoni yang dapat bertahan hidup di tanah gersang menjadikan pohon ini sesuai ditanam di tepi jalan. Bagi penduduk Indonesia khususnya Jawa, tanaman ini bukanlah tanaman yang baru, karena sejak zaman penjajahan Belanda mahoni dan rekannya, Pohon Asam, sudah banyak ditanam di pinggir jalan sebagai peneduh terutama di sepanjang jalan yang dibangun oleh Daendels antara Anyer sampai Panarukan. Sejak 20 tahun terakhir ini, tanaman mahoni mulai dibudidayakan karena kayunya mempunyai nilai ekonomis yang cukup tinggi. Kualitas kayunya keras dan sangat baik untuk meubel, furnitur, barang-barang ukiran dan kerajinan tangan. Sering juga dibuat penggaris karena sifatnya yang tidak mudah berubah. Kualitas kayu mahoni berada sedikit dibawah kayu jati sehingga sering dijuluki sebagai primadona kedua dalam pasar kayu. Pemanfaatan lain dari tanaman mahoni adalah kulitnya dipergunakan untuk mewarnai pakaian. Kain yang direbus bersama kulit mahoni akan menjadi kuning dan tidak mudah luntur. Sedangkan getah mahoni yang disebut juga blendok dapat dipergunakan sebagai bahan baku lem, dan daun mahoni untuk pakan ternak.

Ekstrak biji pohon mahoni juga dapat digunakan sebagai pestisida nabati untuk mengendalikan hama pada pertanaman kubis, yaitu Plutella xylostella dan Crocidolomia binolalis khususnya pada saat hama berada pada stadia larva. Penggunaan insektisida botani merupakan salah satu alternatif pengendalian yang bertujuan untuk mengurangi dampak negatif akibat penggunaan insektisida sintetik yang tidak bijaksana.

Saga, Adenanthera pavoniana, 221,18 kg/tahun

Saga pohon (Adenanthera pavonina) adalah pohon yang buahnya menyerupai petai (tipe polong) dengan bijinya kecil berwarna merah. Tumbuhan ini berasal dari Asia Selatan namun sekarang telah tersebar pantropis.

Saga pohon umum dipakai sebagai pohon peneduh di jalan-jalan besar. Tumbuhan ini juga mudah ditemui di pantai. Daunnya menyirip ganda, seperti kebanyakan anggota suku polong-polongan lainnya.

Dahulu biji saga dipakai sebagai penimbang emas karena beratnya yang selalu konstan. Daunnya dapat dimakan dan mengandung alkaloid yang berkhasiat bagi penyembuhan reumatik. Bijinya mengandung asam lemak sehingga dapat menjadi sumber energi alternatif (biodiesel). Kayunya keras sehingga banyak dipakai sebagai bahan bangunan serta mebel.

Ungkapan "matanya merah seperti biji saga" dikatakan kepada orang yang sangat marah sehingga matanya sangat merah.

Bungur, Lagerstroemia speciosa, 160,14 kg/tahun

Jati, Tectona grandis, 135,27 kg/tahun

Nangka, Arthocarpus heterophyllus, 126,51 kg/tahun

Johar, Cassia grandis, 116,25 kg/tahun

Komentar

Postingan Populer